Blog kepenulisan

Selasa, 05 Desember 2017

TEKNIK MENGHIDARI PENGULANGAN KATA DALAM MENULIS PUISI
 Oleh: Riami
Ketika kita menulis puisi kadang kadang terasa susah menuliskan atau menghindari pengulangan kata yang tidak penting. Perhatikan contoh berikut:

Aku rasa aku sangat #_mencintaimu sungguh #_mencintaimu #_butuh pengorbanan dan #_butuh ketulusan.

Perhatikan yang saya ketik hitam sebenarnya tidak perlu diulang karena itu bisa menimbulkan rasa bosan pada pembaca.

Bagaimana untuk menghindari hal tersebut. Dalam perenungan menulis saya menemukan teknik yang sederhana yaitu dengan menggunakan sinonim atau persamaan kata, antonim atau lawan kata serta makna luas dan sempit.

Bagaimana kita menggunakan sinonim untuk menghindari pengulangan dalam menulis puisi. Perhatikan penjelasan berikut. Sinonim adalah bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Misalnya:
Bisa sama dengan dapat

Lihatlah contoh berikut yang tidak mengulang kata dengan sinonim kata bisa dan dapat.

Engkau bisa tersenyum melukaiku
Sedang aku dapat tertawa melempar luka ke dalam jurang jiwa kemeranaanku

Sekarang dengan menggunakan antonim atau lawan kata.
Antonim adalah kata yang berlawanan makna dengan kata lain.(Kamus Besar Bahasa Indonesia) misalnya buruk adalah lawan dari baik, besar adalah lawan dari kecil.

Kita akan coba menulis puisi dengan menggunakan lawan kata agar terhindar dari pengulangan.

Betapa besar kesalahanmu padaku aku menganggapnya kecil.
Kesetiaanku dalam batinku tetap mengingat baikmu dan dalam rasaku yang terkadang juga buruk.

Nah, sekarang kita akan mengenal makna luas dan makna sempit. Makna luas adalah makna yang terkandung pada sebuah kata lebih luas dari yang diperkirakan. (Djajasudarma: Semantik 2: 10) Lebih lanjut dicontohkan kata "Kursi" ini kata umum,  kata khususnya "Kursi roda"

Maka saya berasumsi bisa membuat kata " melihat" ini umum kata khususnya melirik, melotot, memperhatikan.

Inilah contoh puisinya
Aku melihat awan melirik angin yang mengejarnya.

Mudah bukan untuk menghindari pengulangan kata dalam menulis puisi. Kita hanya perlu tiga hal sudah kreatif dan tidak membosankan. Yaitu menggunakan sinonim, antonim dan kata yang memiliki makna luas lalu dipersempit.

Artikel tersebut saya tulis karena terinspirasi kalimat Jisa Afta, "Anda ingat lagi buku yan terakhir pernah membuat anda jenuh membaca, pasti anda sudah lupa saya  bantu jelaskan, yang membuat anda jenuh dalam membaca buku adalah pengulangan kalimat yang sama di beberapa halaman buku tersebut. ( Jisa Afta, dalam Buku 5 Detik hal. 19).

Tulisan ini saya rinci untuk memenuhi teori PTK menulis puisi di SMP.
Selamat mencoba dan berkarya.

Ria, 4 Desember 2017
Bersama Jisa Afta
Share:

Jumat, 24 November 2017

Membangun Karakter Baik dengan Menulis Puisi Indah

MEMBANGUN KARAKTER BAIK DENGAN MENULIS PUISI YANG INDAH

Ditulis Oleh: Riami

Karakter adalah kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, perilaku, ciri,  atau karakteristik. (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Tentu saja membangun karakter tidak akan pernah sama dengan membangun rumah. Ketika membangun rumah yang penting ada lahan, ada bahan ada gambar, ada tukang semua akan terwujud. Tetapi membangun karakter selain syarat itu semua yang ada dalam membangun gedung atau rumah itu ada, membangun karakter diperlukan kemauan yang kuat   dari seseorang yang ingin menjadikan karakternya lebih baik. Ada cara yang mudah, murah dan unik untuk membangun karakter. Yaitu dengan menulis yang indah.

Pernah suatu hari saat saya mengajar di kelas delapan, materinya menulis puisi. Ketika itu, anak saya minta menuliskan satu kata indah untuk ibunya. Sampai hampir dua puluh menit ia tidak menuliskan. Lalu saya ajak bicara berdua saja di meja saya. Anak tersebut saya tanya. “Kenapa kau tidak punya kenangan satu kata pun untuk ibu?” “Ibu saya suka marah, jadi saya benci.” “Wow luar biasa sungguh menyentak perasaan saya.

Lalu dia saya tanya, “Kenapa ibu marah padamu? Apa kau sudah bangun tepat waktu dan tidak menyusahkan ibu untuk membangunkanmu agar tidak terlambat sekolah?” Ia menjawab, ”Aku selalu bangun kesiangan bu, ibuku sampai marah kalau membangunkanku.”  “Ibumu masak untukmu? “Ya” jawab anaknya. Kalau begitu tulis saja ya kata ibu, sarapan, telur, pagi,siap, rajin, tapi dengan membayangkan kalau suatu hari itu tidak tersedia bagaimana? Dia diam sejenak. Lalu berkata pada saya, “Saya sedih bu kalau ibu tidak ada”. Maka kusampaikan, tulislah yang baik tentang ibu ia yang berjuang melahirkanmu, membiarkan kau tidur dalam perutnya dengan penuh kasih sayang. Rasakan kalau kemarahannya itu sebagai bentuk kasih sayangnya padamu.

Lalu dia menulis;
Ibu setiap pagi kurasakan marahmu
Tapi kasihmu menepis segalanya
Ketika nasi sudah tersedia
Dan uang saku kau letakan di tanganku
aku menjadi terharu dan hancur seluruh kebencianku
karena marahmu kurasa sebagai tempaan malasku
terima kasih ibu

Disinilah, ternyata menulis indah bisa sebagai instrupeksi diri. Entah berapa persen perasaan sedih dan benci itu terkikis. Yang jelas dia juga sudah tidak suka berkata kasar pada teman-temannya.

Sejak saat itu di kelas dia tidak tampak murung lagi. Setiap saya masuk kelas selalu senyum. Kadang dia juga konsultasi menulis buku harian.

Itulah yang terjadi. Maka ketika seseorang berbuat kebencian untuk menghilangkannya bisa dibangun dengan menulis yang indah. Misal
Aku benci pengkianatan. (kalimat kebencian yang sering diungkap orang ketika pernah dikianati atau didustai. Maka jika ia mau belajar bahasa sastra khususnya puisi bisa diungkapkan menjadi bahasa yang indah. Yang imajinatif misalnya.

Wahai angin semilir ajari aku menghancurkan dendam dalam batinku.
Aku mencumbui pengkianatanmu dengan senyum.
Kulewati kisah dusta di ambang keniscayaan dengan menghitung ulang kebaikanmu

 Sungguh ternyata menulis indah menghilangkan, minimal mengikis kebencian dan dendam dalam jiwa sedikit, demi sedikit. Dan paling tidak meski pun sudah tidak bersama orang yang pernah menyakiti kita memiliki karakter yang baik yaitu tidak suka menulis kata makian.
Jika hal ini dipraktikan tentu ini sangat indah. Marilah Mulai dari diri sendiri termasuk penulis ini.  Bacalah ini apakah apa nada kebencian?

Meski kadang sesak dada ini memikirkan terik jiwamu
Ketika mendung menggelayut di hatimu
Aku melukis senyummu ketika kau pertama kali menyapaku “Hai”
Dan lambaian perpisahan itu tak menyisakan rasa nyeri
Aku tersenyum dalam guratan kebahagiaanmu
Sore ini agar bisa berdamai dengan hati sendiri

Bedakan andai kutulis dengan begini.

Aku tak pernah bisa menerima
Perpisahan ini sungguh menyakitkan
Aku tak dapat memaafkanmu
Juga memaafkan diriku sendiri

Pasti di dalam hati terasa lebih sakit.  Pastikan menulis yang indah dan memotivasi agar ada aura yang indah dalam diri. Hati tidak terasa berat. Kalau satu kali tidak mempan biasanya. Tulislah setiap hari yang indah indah dengan penuh keyakinan pada Tuhan. Sehingga aksarat kita laksana butiran butiran doa nyata yang pasti diketahui oleh Tuhan dan dikabulkan pada masanya.

Selamat menulis indah, tinggalkan keraguan dan pesimistis

Artikel ini dibedah di  group fb Jisa Afta, tanggal 24 Nov 2017

Diposting ke publik sebagai hadiah hari GURU, 25 November 2017

Selamat  hari GURU

Kirim Artik (Atikel Unik) Anda ke E-mail:
Lailyadha27@gmail.com
Share:

Membangu Karakter

Share:

Jumat, 10 November 2017

Doa Penerus Pahlawan

Doa Penerus Pahlawan

Wahai Pahlawanku
Aku tahu engkau telah menancapkan bendera di bumi pertiwi ini dengan darahmu
Wahai pemilik kekuatan di negeri yang tak terhingga
Hanya Engkau yang mampu menegakkan rasa cinta terhadap negeriku
Wahai pemilik rasa cinta dan pemelihara keutuhan hindarkan aku dari mencabik cabik bendera merah putih dalam hatiku

Bendera keberanian mempertahankan kekuatan Iman untuk menjaga negeri Indonesia dalam batinku

Agar memutih seluruh noda dalam batinku yang telah dengan tega menyembunyikan mutiara mutiara dalam kandungan pertiwiku

Tetapkanlah kekuatan menjaga hutan dalam hati kecilku agar tak kutebang hijau daunnya yang menghembuskan oksigen untuk generasiku
Wahai penyatu jasat dan ruhku aku berharap bersatunya generasiku lakasana nafas dalam paru dan jantungku sebab itulah sumber kekokohan jiwa dalam benak kami untuk tidak bertengkar dengan saudaraku

Wahai Tuhanku yang maha pengampun ampunilah jiwaku yang dipenuhi dendam hingga aku mampu mengikisnya menjadi sungai sungai yang jernih menjadi sumber kehidupan

Wahai Tuhan yang menjaga kedamaian jiwaku izinkanlah aku memohon kedamaian bagi saudaraku dalam benak teriknya yang mengharu biru

Negeri ini adalah anugerahmu berilah kami tangan-tangan lembut yang senantiasa melukis keindahan dalam relif bukit- bukit, lembah-lembah dan laut cinta negeriku pada padang bakti yang tak pernah henti dalam detak jantungku

Wahai pertiwiku aku menyambutmu dengan degup geloraku dalam bimbingan kasihNya aku menunggu dan merawat Negeriku Indonesia ku warisan pahlawanku anugerah terindah dalam kehidupan jiwaku

Ria
Edisi Hari Pahlawan
10 Nov 2017

Share:

Rabu, 18 Oktober 2017

Mengapa Aku Membaca Kitab Semilir

Mengapa Aku Membaca Kitab Semilir
Karya Jisa Afta
Sebuah Apresiasi oleh Riami


Perhatikan kalimat yang ditulis oleh Jisa Afta

"Inilah Kitab semilir untukmu
Kutulis dengan darah yang mengalir dari luka jiwaku
Kekasih,,"
Nazam tak Berdahak, jisa Afta: 28

Saya benar benar belajar mengolah rasa ketika membaca kalimat itu. Bagaimana sebuah kepedihan tetap menimbulkan semangat untuk menikmati hidup dengan tegar. Pada kalimat inilah semilir untukmu, kita bisa merasakan sebuah angin sejuk merasuk dalam jiwa. Sebuah nasehat yang lembut. Lebih hebat lagi ditulis "Kutulis dengan darah yang mengalir dari luka jiwaku kekasih."
Disini saya temukan bahwa karya sastra kalimatnya harus mampu membuat pembacanya memiliki kekuatan ketika sedang sedih atau menderita. Pada " kutulis dengan darah yang mengalir" saya mengartikan itu sebuah kehidupan yang harus dipelihara terus sampai alirannya terhenti oleh yang berhak memberhentikan. "...dari luka jiwaku kekasih..." memberikan rasa meski luka tetap menyayangi disebut kekasih bukan berarti orang yang selalu harus kita miliki kalau digandeng kata luka lalu kekasih merupakan dua hal kontra diksi yang memberikan kekuatan pada orang untuk saling mengasihi karena Tuhan.

Selanjutnya
" kepergianmu adalah kehidupan andai kubisa menari seindah malaikat
Tapi aku lelaki....
Hanya bisa berlari bagaikan lukisan patung yang memegang patung, dan jari jemarinya mengepakkan ayat-ayat resah, lalu seseorang bertanya kepadaku,,, inikah kitab semilir...?

Ketika kepergian dianggap sebuah kehidupan, maka disinilah letak kepasrahan yang luar biasa. Dan bagai lukisan patung memegang patung artinya disitu sudah tidak tumbuh hasrat lagi ketika kepergian itu melaju. Dan ".. Lalu seseorang bertanya" dan peristiwa yang menyedihkan atau menyakitkan kadang banyak yang bertanya termasuk diri sendiri inikah kitab semilir/ keindahan.
Apa jawab jisa dalam karyanya
" Lalu kurendahkan sujudku, lebih rendah dari dosaku, agar Tuhan menyayangiku, mempertemukan hatimu dan hatiku."
Nazam tak Berdahak: 29

Dalam sebuah tulis di dalam jiwa jika jawabnya mengantar pada keindahan sujud yang lebih rendah dari dosa adalah lebih rendah dari kesombongan yang kita miliki. Maka jika demikian yang terjadi Tuhan pasti menyayangi dan bertemu hati tidak selalu bertemu fisik. Bertemu hati adalah sebuah kedamaian ketika kita harus mengenang sebuah nama dalam suka maupun duka kita tetap memiliki semangat. Dan aku sepaham dengan kitab semilir karena aku belajar melukis debu dari bara api yang melahap rasa dengan berusaha memahami yang terbaik dalam kehidupan.

Salam semilir
Riami, 18 Okt 2017
Share:

Senin, 16 Oktober 2017

Aku

Aku

Malam ini harus kukibaskan seluruh debu yang melintas di pikir
Merajuk pada yang punya bujuk
Agar jariku tak menolak lagi
Untuk tuliskan pesan balasan cinta suci

Pada setetes embun yang setia menetesi setiap haus sepiku
Wahai jari ubahlah kemiringan rasa dalam perahuku
Agar kurasakan tatapan lembutnya dalam alunan ombak ditengah laut

Aku memutar membalik rasa tapi aku mampu kembali  dan belum bisa keluar dari himpitan rasa ini

Hanya pemilik cinta sejati yang bisa mengambil tanganku dan menarik lalu membawaku pergi dari kasih penuh misteri

Sudah kupahami dalam degup sunyi di dalam gulita malam ada pahlawan pemberani yang sanggup membongkar kunci penjara cinta
Benarkah itu kau yang datang pada sepi ketika aku bersembunyi di balik sunyi

*Ria*
Share:

Implementasi penilaian autentik dalam teknik Jisa Afta

Implementasi Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Menulis Puisi dengan Teknik Jisa Afta
(Penjabaran sederhana untuk Penilaian oleh Riami)

Ketika kita menggunakan sebuah teknik untuk pembelajaran hal yang paling penting adalah kita mampu mengevaluasinya di akhir pembelajaran.
Mari kita lihat pengertian Penilaian autentik sebelum kita mengimplementasikan dalam teknik jisa Afta. Penilaian autentik merupakan bentuk penilaian yang menekankan pada kemampuan peserta didik untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimilikinya secara nyata dan makna(Mahsun: 2013, 159)

Bagaimana kemampuan menulis puisi ini bisa dinilai secara nyata dan makna mari kita perhatikan penjelasan berikut.
Ketika Jisa Afta menulis kalimat seperti ini;
........adalah genggaman sang waktu ketika duri-duri bebungaan sinur kita semat pada magligai takdir. (5 Detik,Jisa Afta: 10) Titik-titik itu di suruh menulis satu kata yang indah. Maka ketika anda atau murid anda menulis satu kata di situ anda telah tentukan tema. Sederhana memang karena dari awal saya juga setuju berawal dari pemikiran yang sederhana. Lalu kalimat indah itu juga tertera dalam contoh kalimat yang ditulis di atas merupakan contoh bahwa dalam menulis puisi mengajak interaksi dan menuliskan benda itu bisa berlaku layaknya manusia. Sehingga anak tidak sulit untuk mempraktikan. Misal:
Tas
Indah
Biru

Tas indahku yang berwarna biru bercerita tentang lelahnya membawa buku buku.

Kalau saya amati kalimat rumpang itu sebenarnya ada satu kata indah dalam pemikiran yang membuat puisi  dalam titik-titik yang belum terisi itu artinya yang akan ditulis atau dipikirkan. Katakanlah kita taruh kata Cinta maka itulah temanya. Nah dalam kalimat berikutnya kita ada kata:
Genggaman
Waktu
Ketika
Duri-duri
Bebungaan
Sinur
Kita
Semat
Pada
Magligai
Takdir

Di situ sebenarnya ada pembelajaran penilaian penentuan diksi atau pilihan kata. Jumlah kata pendukung di situ merupakan contoh. Sekali lagi ini analisa saya dalam mempermudah penilaian. Maka kita boleh memberikan perintah kepada anak anak untuk menulis satu kata sebagai pokok pikiran. Kalau dia menulis di beri skor 1(satu). Bagaimana itu kriteria kata indah?

Kita simak pendapatnya jisa,
"Jika di dalam kehidupan anda sehari hari, anda tidak suka kata makian, hujatan maka jangan menulis kata kata makian dan hujatan.
Jadi kata inti yang ditulis anak dan kata pendukungnya harus indah. Bagaimana kriteria indah adalah bukan kata kebencian atau hujatan. Maka jika ia telah menulis 1 kata inti dan 5 kata pendukung yang indah skornya 6.

Selanjutnya bagaimana dalam pengembangan kalimat di baris baris puisi. Kalimat yang dipilih dengan kriteria bukan hujatan dan makian kita kembangkan menjadi kalimat indah yang bisa membawa anak bisa menulis benda- benda di sekitarnya menjadi sesuatu yang hidup yang bisa diajak bicara layaknya teman atau orang lain yang dia kenal. Kalau kita perintah menulis 5 kalimat dengan pengembangan dari dari kata indah yang ditulisnya yang syaratnya bukan kalimat kebencian dan bisa mengungkapkan benda / hal selain dirinya atau manusia bisa berlaku seperti manusia ketika dia bisa menulis skor nya 5.

Lalu berikutnya bagaimana ketika melihat unsur batinnya?  Ketika menulis sendiri dia akan bisa menjelaskan isi/tema apa, perasaannya bagaima ketika menulis, nilai kehidupan apa yang di inginkan, dan pesan/ amanat apa yang ingin disampaikan kepada pembaca. Jika ia menuliskan:
Tema
Isi
Nilai kehisupan
Pesan
Perasaan
Maka skornya 5

Selanjutnya saya cenderung untuk bisa mencipta satu kata baru ini skornya 1
Maka skor keseluruhan adalah 17 jika dipenuhi semua nilainya 17:17 nilainya 100

Mudah bukan menilai secara autentik dengan teknik Jisa Afta. Maka pedoman ini akan saya gunakan dalam menulis PTK saya agar benar benar memperoleh data yang valid. Jika ada teman-teman yang berkenan boleh kunjungi blog saya di situs berikut. https://riaminuris.blogspot.co.id/
Semoga menambah wawasan pemikiran sederhana ini.

Ria
Share:

Minggu, 15 Oktober 2017

Penerapan Teknik Jisa Afta dalam Pembelajaran

Penerapan Teknik Jisa Afta/ Teknik Semilir untuk Pembelajaran  menulis puisi pada Siswa SMP (Opini)

Mari kita simak pendapat penulis buku yang berjudul 5 detik ( Jisa Afta: 3)
"Saya tidak mengajari anda teori cara menulis. Buku ini akan membawa anda ke dalam alam berfikir sederhana, bebas, terbuka, imajinatif namun selektif dalam pemilihan kata." Hal itulah yang membuka pikiran saya untuk menuangkan ide tersebut ke dalam pembelajaran menulis sastra kususnya menulis puisi pada siswa SMP.

Bagaimana hal tersebut bisa kita jabarkan dalam proses pembelajaran untuk anak anak kita yang masih menduduki bangku sekolah menengah pertama yang biasanya enggan menuliskan idenya ketika pembelajar menulis khususnya puisi.

Kalimat berfikir sederhana yang dicetuskan mari kita translit kepada pola pikir anak anak. Ketika ia macet dalam pemikiran mari kita bawa pada pola berfikir sederhana misalnya uang saku, transport ke sekolah, tentang ibunya, ayahnya, adiknya atau apa saja tentang benda kesayangannya.

Bebas: sebaiknya anak diperbolehkan menentukan hal yang akan ditulis. Jangan dikekang pada tema yang ditentukan oleh guru. Terbuka: biarkanlah dulu dia mengapresiasi rasanya sesuai kalimat yang dia punyai.

Imajinatif: biarkanlah dia menghayalkan solusi terbaik buat masalah yang akan dia tuliskan. Bermain main dengan kalimatnya. Kita tugasnya adalah memfasilitasi dan mengarahkan agar pendapatnya tidak menyimpang dari norma norma yang ada dalam kehidupan ini.

Selanjutnya akan kita bahas pada selektif dalam pemilihan kata.
Share:

Selektif dalam Memilih Kata

#Seletif# #dalam# #Pemilihan# #Kata#

Selektif dalam pemilihan kata ini tentu harus kita jelaskan yaitu bebas dari pornografi, sara dan kata kata kebencian umpatan atau kata-kata kasar yang ada dalam kehidupan." Anda tidak menggunakan sembarangan kata dalam menulis. Anda harus memilih kata-kata yang sangat anda pahami dan paling anda sukai. Anda tidak perlu memikirkan apakah kata-kata yang anda gunakan dipahami pembaca anda atau tidak. Yang penting diri anda, ketika anda paham kata- kata yang anda tulis, maka akan sangat mudah menjelaskan kepada orang lain arti kata kata itu."(Jisa Afta: 5 Detik: 41)

Bagaimana penerapannya dalam proses Belajar mengajar mari kita simak penjelasan saya berikut. Teknik ini bisa dilakukan di dalam kelas apalagi di luar kelas. Pengerahan maksimal daya imajinasi anak akan mempermudah pelaksanaan pembelajaran dengan teknik ini.

Misal anak kita minta menyebut kata yang paling dia suka katakanlah

Ibu
Maka anak kita arahkan kata indah apa saja tentang ibu
Misalnya
Halus
Sabar
Luhur
Hormat
Kasih

Kita beri kesempatan untuk anak menyampaikan kalimat indah tentang ibunya dengan kata halus misalnya.

Ibuku bahasanya halus.

Kita ajak anak membandingkan dengan kalimat milik kita misalnya

Halus bahasa ibu menyentuh kalbuku.

Secara otomatis anak akan mengatakan kalimat yang kita tulis memiliki nilai rasa keindahan yang lebih indah dari kalimatnya. Dengan cara ini anak kita arahkan menulis kalimat indah atau semilir dengan cara yang menyenangkan. Dengan tidak langsung kita memberikan kesempatan kepada anak untuk menilai karyanya sendiri kemudian memperbaikinya.
Share:

Hantu halusinasi

Hantu Halusinasi

Malam yang semakin gulita di bukit Keba ini semakin membuat suasana menakutkan. Sapuan angin membuat pohon bambu di belakang rumahku gemerisik menjadikan hati semakin ciut.

"Dulu malam seperti ini, ketika lolongan serigala itu datang ayah tiba-tiba berteriak dan memuntahkan darah. Lalu nafasnya tersengal dan menghembuskan yang terakhir. Aku menangis. Kalau ingat itu rasanya aku tak bisa tidur kak Zaqi." "Gadis, belajarlah mulai sekarang untuk melupakan masa lalumu yang buruk. Kamu kan sudah dewasa, sudah lulus SMK sebentar lagi kuliah. Jangan tinggalkan solatmu agar hatimu tenang." "Heem dasar kamu kuliah jurusan agama, setiap hari menasehatiku. Meski aku kadang sangat jenuh dengan petuahmu, tapi ternyata lama- kelamaan aku merindukan suaramu. Ketika kamu berkata seperti ini, "Gadis jangan lupa solatmu. Ah kenapa suara itu selalu terngiang-ngiang ditelingaku."

"Sudah malam aku mau pulang." "Jangan dulu aku masih takut" "Hemm mulai lagi, bacalah doa doa yang kuajarkan itu, bacalah solawat, yakinlah Tuhan menolongmu. Doakan juga ayahmu, semoga dengan begitu halusinasi masa lalumu akan berangsur angsur hilang. Mulai sekarang kalalu dengar lolongan srigala. Bacalah doa itu dan bersolawat. Tiap hari bacalah alquran biar rumahmu berseri. Kita belum resmi menikah jadi aku tidak boleh menginap di sini." " Baiklah, aku menurut aja apa katamu kak."

"Solatlah Gadis, aku menyayangimu dalam doa- doa sujudku, agar cinta kita dipersatukan oleh Tuhan dalam kebaikan." Setelah berkata begitu Zaqi berpamitan dengan menangkupkan telapaknya sendiri sambil melempar senyum kepada Gadis. Meski diawal Gadis agak kurang suka dengan cara ini tapi toh akhirnya ia menyadari bahwa Zaqi benar. Dulu kalau aku diberitahu Zaki bahwa tidak boleh berpegang tangan sebelum menikah aku jengkel. Tapi dengan ketelatenannya membimbingku agama aku paham dan aku cukup bahagia dengan cukup menerima lemparan senyumnya.

Malam semakin larut. Seperti biasa kudengar lolongan Srigala itu lagi. Bahkan kurasa semakin dekat dengan telingaku. Aku tak mau menyerah. Malam ini segera kuambil wudhu. Tak kuhiraukan lolongannya yang semakin mencekam. Selesai wudhu aku solat. Kubaca Alquran, kubaca solawat. Sampai kurasa kantukku mulai menjalar keseluruh tubuhku. Tak kudengar lagi lolongan srigala. Angin terasa begitu kencang. Kulihat tirai jendelaku terbuka. Kulihat seekor srigala melompat menuju kamar ibu.aku berteriak. "Jangan bunuh ibukuuuuu!!!!!

Tiba tiba aku terjatuh dari dipan ah tanganku sakit. Rupanya aku masih mimpi buruk. Berarti aku harus baca terus surat annas ini sampai jiwaku tenang saat tidur maupun terjaga, agar tidak dihantui halusinasi.

Ria
Share:

Sabtu, 14 Oktober 2017

Mencipta kata Baru

#Mencipta# #Kata##Baru

Mencipta kata baru. Sebelumnya saya tidak pernah berfikir tentang hal tersebut bahkan dalam kuliah online saya merasa mustahil bisa mencipta kata. Ketika Jisa Afta menyampaikan di dalam kuliah online di face book group jisa Afta bahwa dia menciptakan kata baru karena tak mungkin menghafalkan nama bunga yang pernah diketahui. Lalu kami di latih mencipta kata nama tokoh. Ternyata saya bisa mencipta lebih dari 100 nama. Ini yang membuka pikiran saya. Mulailah dari diri pribadi saya dulu berlatih.selama kurang lebih 2 bulan mengikuti pembelajarannya saya berhasil menulis buku yang berjudul Catatatan harian belajar di bukit nuris. Dalam cerita itu saya bisa menulis drama fantasi, puisi, kisah sketsa, dongeng dan juga cerita fantasi. Saya juga berhasil menciptakan kata baru biplong, bukit nuris, danau kehind, pohon khan, pohon chat, rumput komparius, bunga sabrust, buah cinsa, burung prisk yang itu tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Tentu itu sebuah prestasi menurut saya. Yang itu merupakan makna simbolis dalam cerita atau puisi yang saya tulis dan saya siap menjelaskannya.

Dengan pengalaman tersebut maka munculah pemikiran saya bahwa mencipta kata yang merupakan puncak pencapaian dari teknik jisa afta ini bisa diterapkan di jenjang SMP pada pembelajaran menulis puisi. Paling tidak saya sudah menulis buku maka untuk melatih siswa menulis puisi dengan teknik Jisa Afta/ teknik semilir saya memiliki kayakinan bisa.
Share:

Contoh kata sederhana

#Contoh##Berfikir##Sederhana##untuk##Siswa##SMP#

Contoh kata sederhana bisa menjadi puisi yang indah dan ada di sekitar anak

Mangga

Pada masa yang ditentukan Tuhan
Asammu berubah menjadi manis
Meski aku tetap mengenang asammu
Warna hijau kulitmu berubah menjadi kuning ranum menjadikan inginku tergelitik olehmu

Oh mangga buahmu mengayun ayun rasaku
Aroma daunmu menjadi terapi terik ketika siang tiba
Akarmu menjadi penyimpan air buatku di musim kemarau hatiku

Kau menjadi temanku berbincang dalam sepiku ketika semilir datang menghampiriku

Mangga jangan goda aku dengan harum buahmu
Dalam dekap rasa laparku ketika istirahat di sekolahku

Ria
Share:

Selasa, 10 Oktober 2017

Kue mu Sore Ini



Kue mu  sore ini

Kalau kacang aku suka kriuknya senyummu menemaniku senja ini
Dalam debar hatiku dalam roti bolumu aku sangat terhimpit

Sayang, cintaku terbungkus rapat seperti isi resolesmu tak berani kuungkap
Cobalah rasakan pedasnya cabe begitulah hatiku
Aku menunggu empuk jawabmu seperti pada putuayumu

Kan kunikmati kue cintamu semoga membuatku berani berkata tidak pada cabe

* Ria*
Share:

Pengembaraanku Bersama hati

Pengembaraanku bersama hati

Ketika aku bersama hati menaiki sebuah perahu, kuajak hatiku mengelilingi lautan rasa yang tak bertepi ini
Lihatlah hati bukankah kau memiliki mata hati
Deburan ombak itu begitu indah
Begitu menawan

Hati tetap saja melawan argumenku
Kadang itu membahayakan penumpang perahu, awas awan hitam hujan deras ombak di atas perahu kita

Berpeganglah pada keyakinanmu hati yang kuat bukankah kau pernah menyaksikan tsunami hati...dan kau lihat ada sekeping hati yang selamat dari gulungan ombak yang maha dahsyat

Hati termangu antara ragu dan yakin timbul tenggelam ditengah laut
Aku tak mau kau ikuti kalau kau tak yakin hati, coba tataplah mataku dicermin perahu ini apa kau temukan keraguan

Tidak hati menjawab kataku dengan tegas untuk menyapu keraguannya suaranya gemetar

Sambutlah peluk erat jiwaku hati jangan ragu pastikan pemilik laut maha luas ini mengantarkan aku dan kau hati sampai kehilir pengembaraan abadi dengan selamat

Hati memeluk rasaku dengan erat meski ada rasa takut tak kan kulihat guncangan ini yang kurasakan ayunan perahuku begitu dahsyat pandanganku berkunang kunang
Rasa mual menjalar ke seluruh rasa
Sampai kurasakan tak memegang rasa aku pingsan di atas perahu bersama hati

Berikutnya aku terkapar di pantai dalam peluk hati dengan mesra
Meski nyeri dalam tubuh ini ada seringai senyum dari hati yang mengantarku pulang menuju kampung cinta

* Ria*
Share:

Senin, 09 Oktober 2017

Dua Sisi

Dua Sisi

Kau bagai keping mata uang yang unik
Halaman depannya bergambar bunga segu penuh wangi, artistik menyenangkan menentramkan jiwa siapa saja
Kadang mampu membuatku tersedu dalam duka

Melihat sisi gambar halaman depanmu menukikkan masa lalu yang sama, ternyata warna pelanginya beda
Pelangimu melengkung menghiasi langit
Pelangiku memendar pada catatan laut

Aku tak mampu menyusuri tepi langitmu sampai batas mana warna spektrumnya
Begitu juga pelangiku aku tak bisa mengukur tepinya
Kau dan aku sama sama berjalan ingin menemukan tepi

Halaman belakangmu penuh angka spikulasi
Serius seperti angkuh padahal sebenarnya kau adalah pemberi senyum yang hebat

Meski dalam kadar menyusuri bias pelangi masing masing pada sisi yang berbeda aku tetap kagum pada penampilan utuhmu yang sempurna
Dalam rasa di dalam bumi hatiku

*Ria*
Share:

Minggu, 08 Oktober 2017

Pesan

Pesan

Ketika aku membaca pesan yang yang kau pahat di pohon Kasa
Aku ingat waktu kita duduk di telaga berka

Angin menyusupkan kata-katamu mantramu dalam detak jantungku

Aku masih mengingatmu dan menunggumu kembali di sini
Dalam remang jiwa aku tak sanggup melemparkan ukiran kata katamu ke dasar danau

Setiap senja aku tuliskan juga satu kata mantra indah untukmu diujung tetes air suci di telaga ini
Ku yakin air telaga berka tak kan habis sebelum senyummu ku sambut dengan jemariku di sini
Wahai kekasih hati

Dengan penuh keyakinan semilir selalu membawamu padaku ketika fajar, dan gulita maupun purnama penuh
Ujung hati kita menyatu di sejuknya jiwa
Berlabuh pada kesederhanaan cinta
Menjadi sebuah pertemuan jiwa

*Ria*
Share:

Pesan

Pesan

Ketika aku membaca pesan yang yang kau pahat di pohon Kasa
Aku ingat waktu kita duduk di telaga berka

Angin menyusupkan kata-katamu mantramu dalam detak jantungku

Aku masih mengingatmu dan menunggumu kembali di sini
Dalam remang jiwa aku tak sanggup melemparkan ukiran kata katamu ke dasar danau

Setiap senja aku tuliskan juga satu kata mantra indah untukmu diujung tetes air suci di telaga ini
Ku yakin air telaga berka tak kan habis sebelum senyummu ku sambut dengan jemariku di sini
Wahai kekasih hati

Dengan penuh keyakinan semilir selalu membawamu padaku ketika fajar, dan gulita maupun purnama penuh
Ujung hati kita menyatu di sejuknya jiwa
Berlabuh pada kesederhanaan cinta
Menjadi sebuah pertemuan jiwa

*Ria*
Share:
Pesan

Ketika aku membaca pesan yang yang kau pahat di pohon Kasa
Aku ingat waktu kita duduk di telaga berka

Angin menyusupkan kata-katamu mantramu dalam detak jantungku

Aku masih mengingatmu dan menunggumu kembali di sini
Dalam remang jiwa aku tak sanggup melemparkan ukiran kata katamu ke dasar danau

Setiap senja aku tuliskan juga satu kata mantra indah untukmu diujung tetes air suci di telaga ini
Ku yakin air telaga berka tak kan habis sebelum senyummu ku sambut dengan jemariku di sini
Wahai kekasih hati

Dengan penuh keyakinan semilir selalu membawamu padaku ketika fajar, dan gulita maupun purnama penuh
Ujung hati kita menyatu di sejuknya jiwa
Berlabuh pada kesederhanaan cinta
Menjadi sebuah pertemuan jiwa

*Ria*


Share:
Pesan

Ketika aku membaca pesan yang yang kau pahat di pohon Kasa
Aku ingat waktu kita duduk di telaga berka

Angin menyusupkan kata-katamu mantramu dalam detak jantungku

Aku masih mengingatmu dan menunggumu kembali di sini
Dalam remang jiwa aku tak sanggup melemparkan ukiran kata katamu ke dasar danau

Setiap senja aku tuliskan juga satu kata mantra indah untukmu diujung tetes air suci di telaga ini
Ku yakin air telaga berka tak kan habis sebelum senyummu ku sambut dengan jemariku di sini
Wahai kekasih hati

Dengan penuh keyakinan semilir selalu membawamu padaku ketika fajar, dan gulita maupun purnama penuh
Ujung hati kita menyatu di sejuknya jiwa
Berlabuh pada kesederhanaan cinta
Menjadi sebuah pertemuan jiwa

*Ria*


Share:

Selasa, 03 Oktober 2017

gambar


Tangan Mungilmu

Ketika kau sakit
Tangan mungilmu terkulai
Hatiku seakan melayang mengurai sedih

Ketika kau lucu
Hatiku pun hanyut dalam candamu
Ketika kau menangis hati bagai teriris
Tangan mungilmu masih terasa
Ketika kujabat sebelum aku mengurai waktu
Memberiku sentuhan semangat

Tangan kecilmu mengelus lukaku
Hingga pada batas sakitku
Lukaku tersapu
Rinduku berpadu
Pada tangan kecil mungilmu
Menyusuri detak jantungku

*Ria*
Share:

tersembunyi

Tersembunyi

Aku bersembunyi pada cintamu yang juga tersembunyi
Di pohon pohon yang kuat
Di embun embun pagi
Pada luas lautan tanpa batas

Karena ke mana pun aku pergi
 dan bersembunyi
Engkau selalu menemukan aku
Lalu engkau menguasaiku

Dari butiran hati yang paling kecil
Yang kumiliki  sampai pada aliran darahku
Dan pernik pernik jiwaku
Engkau yang memiliki

Aku tak bisa lari
Dari cengkeraman lembutmu wahai kekasih
Pada detik malam dan siangku
Kau selalu mengikuti

*Ria*
Share:

Jumat, 29 September 2017

Tebing dalam Napas Ayah



Pagi yang sejuk. Meski jalanan licin bekas hujan semalam tak menyurutkan semangat ayah untuk melewati hari-hari dalam mencukupi kebutuhanku. Hampir semua tebing di desa Keba sudah pernah dikelilingi ayah dengan jemari kakinya yang kekar. Ayah yang semangat. Ayah yang tangguh sesudah subuh selalu berangkat hanya berbekal air putih dan singkong rebus untuk mengambil jeruk di tengkulak lalu memikulnya keliling kampung. Ayah menjajakan jeruknya di kampung Keba, kadang desa tetangga untuk memperoleh uang agar uang saku anak anaknya selalu ada. Agar ketika waktu bayar sekolah tidak tertunda.

Begitu senja ayah pulang. Lalu dibukanya dompet lusuhnya untuk mengeluarkan beberapa lembar uang yang akan diberikan kepada anaknya dan juga ibuku. Tentu saja dengan tulus tanpa mengeluh. Kami anak anak kecil yang belum mengerti arti perjuangan senyum-senyum saja menerima uang dari tangan ayah yang kasar oleh pergulatan hidup yang keras. Ibu menerima dengan tulus dan ketika siang sudah menjadi hidangan di meja makan.

Ah ayah, aku selalu bilang, "Ayah aku ingin sekolah tinggi. Aku tidak ingin nanti bekerja seperti ayah."  Ayah selalu menjawab, "Sekolahlah nak ayah juga tidak ingin kamu sepertiku. Jalanan tebing dilereng gunung Usber ini amat licin. Kamu tapi perlu mencoba. Sesekali mengikuti ayah ketika libur sekolah. Agar kamu besuk menjadi orang yang kuat. Tidak mudah purus asa. Orang perlu berlatih sengsara agar tidak mudah mengeluh nantinya."

Maka jadilah setiap minggu aku mengikuti ayah menyusuri tebing-tebing di lereng gunung Usber. Dan ini menjadi catatanku betapa lelahnya mencari uang.

Ketika jeruk yang kubawa laku semua ayah selalu memberiku uang. Ayah bilang, "Ayo kita nabung nak agar kamu besuk bisa sekolah yang tinggi, bisa membangun tebing tebing di lereng gunung Usber ini menjadi tempat yang indah dan tempat wisata yang bagus. Dan kamulah semua yang menggambar dan mengerjakannya."

Semula setiap hari hanya kudengarkan saja kalimat ayah itu. Minggu ini ayah bersamaku berangkat berdua saja mengelilingi desa Keba. Kulihat peluh ayah bercucuran. Siang ini begitu terik.
Tiba-tiba kulihat napas ayah tersengal. Kuminta ayah berhenti kuberikan minuman bekal kami. Setelah minum ayah pingsan. Aku berteriak meminta tolong. Untung ada warga yang baik. Semua dagangan disimpankan di rumahnya. Dengan menggunakan sepeda saya dan ayah dibonceng menuju puskesmas di desa Keba.

Ayah langsung dirawat oleh dokter puskesmas. Tetapi nyawanya tak tertolong. Ia menghembuskan napas dalam sahidnya mencari sesuap nasi buat keluarga. Aku benar-benar terpukul. Tetapi pelajaran dari ayah tentang kuatnya hidup membuat aku tidak pantang menyerah.

Kali ini kuwujudkan cita-citaku dan juga cita-cita ayah. Setelah lulus insinyur aku akan mengabdi pada desa ini. Jalanan di lereng gunung Usber sudah tidak licin dan becek lagi seperti dulu. Semua lampu dan taman indah menghiasi desa. Tapi napasmu masih ada ditebing ini ayah. Napas yang memgantarku menjadi ahli disebuah proyek bangunan. Aku merasakan setiap langkahmu menjadi semangat setiap melewati tebing-tebing di sini di desa Keba. Semoga engkau tak tersengal lagi di surga.

*Ria*
Share:

Ajaran Religius Kasih Sayang kepada Ibu




Ajaran Religius Kasih Sayang kepada Ibu
dalam Kitab Semilir Nazam Tak Berdahak karya Jisa Afta
Masih Resensi dari isi oleh Riami
Bagaimana kata sujudku wahai ibu dalam puisi sang Ibu menunjukkan bahwa setelah Tuhan adalah seorang ibu yang harus diagungkan dalam setiap detak jantung manusia yang memiliki ibu. Dalam suka maupun duka ibu adalah segala yang mampu menghilangkan duka atau dahak. Digambarkan oleh Jisa Afta bahwa kehilangan ibu karena telah dipanggil malaikat atau telah kembali kepada Tuhan telah membuat hidup seseorang itu sepi meski siang hari. Kalau siangnya saja sepi bagaimana malamnya tentu itu bukti bahwa ibu merupakan wanita yang dinanti hadirnya oleh siapa saja yang mengharap hadirnya ibu.
Dan ketika ibu tidak ada maka biasanya seorang anak akan menyesal karena setelah tidak ada ibu hanya kepada dahan dia bisa melepaskan segala yang dirasa tanpa rahasia seperti pada ibunya.
Di sini juga ada pesan tersirat bahwa ibu dibuatkan catatan khusus dalam kitab semilir. Menurut pemahamanku sangat indah bahwa kelembutan ibu akan senantiasa dikenang oleh anak anaknya.
Maka ajaran untuk senantiasa hormat dan mengenang jasa baik ibu secara religius ada dan sangat kental.
Karena itu buku ini sangat cocok dibaca oleh anak anak remaja mulai smp sampai perguruan tinggi atau siapa saja yang ingin memepelajari bagaimana bersikap terhadap ibu lewat sastra. Tentu ini sebuah ajaran yang lembut juga karena tidak ada satu kata pun dalam puisi ini yang bernada menggurui atau memerintah. Selamat membaca dan menelusuri kitab semilir.

*Ria*
Share:

Advertisement

BTemplates.com

Elegant Themes

Advertisement

Popular Posts