Event ultah kepul 1
Assalamualaikum
Salam sejahtera untuk kita semua
Untuk menyambut ulang tahun pertama grup tercinta kita KEPUL, saya mengadakan event cipta puisi dengan tema TRADISI INDONESIA, hal-hal yang diangkat bisa adat istiadat, acara tradisi, keunikan budaya dll
Pengumpulan puisi tanggal 04-22 November 2020
Pengumuman pemenang tanggal 25 November 2020
Apresiasi untuk pemenang adalah:
Juara 1: uang tunai + buku + e-sertifikat
Juara 2: uang tunai + buku + e-sertifikat
Juara 3: uang tunai + buku + e-sertifikat
Ayo serbuuuuu
Event ini diadakan untuk melatih imajinasi anggota KEPUL dan mempererat persaudaraan
*Dikirim ke grup dengan menyertakan hashtag #UltahPertamaKEPUL*
Assalamualaikum
Salam sejahtera untuk kita semua
Saya mewakili para juri dan seluruh panitia event ultah pertama KEPUL mengucapkan rasa terimakasih dan kebanggaan atas partisipasi seluruh peserta yang mengirimkan puisi untuk perhelatan tersebut. Pada event ini kami menentukan satu tema yaitu TRADISI INDONESIA dan berhasil menjaring banyak puisi dengan nuansa yang beragam. Dengan segala kerendahan hati kami putuskan 3 puisi terbaik yang memperoleh apresiasi adalah:
Juara 1: puisi berjudul Ritual Ma'badong karya Pusvi Defi
Juara 2: puisi berjudul Sendang Shidukun karya Bambang Widiatmoko
Juara 3: puisi berjudul Tedhak Siten untuk Anakku karya Ika Yulitaningsih
Bagi ketiga pemenang, silahkan konfirmasi nomor rekening, nama dan alamat lengkap beserta nomor HP untuk pengiriman hadiah, konfirmasi ke nomor WA saya di 082328519750
Buat yang belum beruntung mohon jangan berkecil hati, silahkan mengikuti event KEPUL selanjutnya yang insyaAllah dilaksanakan bulan Maret 2021
Kami seluruh juri dan panitia event cipta puisi ultah pertama KEPUL mengucapkan banyak terimakasih dan memohon maaf jika masih banyak kekurangan
Salam puisi sehati
Wassalamu'alaikum
Salam sejahtera untuk kita semua
Ruang kata
08 Desember 2020
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
Berikut puisi para pemenang
❤️
*Ritual Ma'badong*
_Pusvi Defi_
Di langit Toraja
Segala pita menghitam rupa,
Tika _Pong Lalondong_ menjemput _Ambe_ saat arunika
bak asap dupa
meriak di tubuhnya yang membara.
_Oh, pecah sudah rudita Indo, puang matua_
Kini, di rumah duka,
Di ruang Banua, pada pendar cahaya jiwa
Ibu masih menyeka bulir air mata.
Menyulam hati dengan doa yang lesat ke puncak tirta.
Doa selembut daun bidara
Yang mencumbu arwah damai
Ambe menuju surga.
Sementara, di hadapan kepul tungku
Telah terpanggang _mantunu_, yang sudah terendam andaliman, garam
dan setakar sayuran dengan rempah menguarkan aroma jantan.
Sebagai santapan bagi tamu yang tandang
dan tandasnya akan piutang.
Kini di malam yang murung
dengan sebilah bambu panjang,
ratusan _Tedong Bonga_ tersungguhkan.
mayat yang dibungkus dalam kain helaian
dari benang emas dan perak pada peti mati
Telah tersimpan rapi
di bawah tongkonan.
bagai batu lempungan penuh duka yang panjang
tambur leluhur mengeras, kaki-kaki telanjang,
menari. para pemuda memuncak gairah
menuntun arwah memasuki rante semesta.
Pada hari itu; hari yang memanjat abu debu
menelan duka yang paling membiru.
Keheningan mengambang di udara,
sayup suling dan ratap pecah sanak saudara
mengantarkan ambe menuju Puya
Menuju kedamaian purba.
_Catatan kaki_ :
*Ma'badong* : Adalah menyanyikan lagu sepanjang malam untuk menghormati orang yang sudah meninggal dunia.
*Pong Lalondong* : Dewa Kematian
*Ambe* : Ayah
*Indo* : Ibu
*Puang Matua* : Tuhan
*Mantunu* : Kerbau penyembelihan
*Tedong Bonga*: Sesajen
*Pekanbaru, 2020*
#UltahPertamaKepul
❤️❤️
Bambang Widiatmoko
SENDANG SIDHUKUN
Aku selalu diingatkan untuk datang kembali
Pada malam 1 suro di desa Traji
Bersama ribuan orang dan pedagang
Seirama gamelan dan pagelaran wayang
Dalam dekapan dingin kabut gunung Sindoro.
Entah kekuatan apa seolah menyihir desa ini
Memancarkan air berlimpah dari sendang sidhukun
Kepercayaan turun temurun terbilang abad
Tanpa sekat agama, tanpa perlu perdebatan
Terus mengalir begitu saja seperti udara.
Berbagai sesaji dengan ikhlas tersaji
Beberapa gunungan dan angsung bulu bekti
Tepat tengah malam sepasang lurah pengantin diiringi
Menuju sendang sidhukun melabuh bekti
Menyebar udik-udik agar rejeki selalu mencukupi.
Di desa Traji, tak perlu mencari jati diri
Sebab manunggaling kawulo lan Gusti
Sudah berabad-menjadi napas kami
Mengalir seperti air dari mataair
Membasahi sawah ladang, membasahi sanubari.
Bekasi, 4 Desember 2020
#UltahPertamaKepul
❤️❤️❤️
*Tedhak Siten untuk Anakku*
Oleh: Ruangyu Litatya
Bangunlah, Nak
Bayi kecilku dengan kerut di dagu
Matahari telah menumbuhkanmu dalam keemasan waktu
Mari kita _sungkeman_ agar sumbusumbu restu berguguran dari eyangmu
Ini tangga tebu, nak
Panjatan pertama untuk kaulalui dengan _antebing kalbu_
Dunia menantimu dalam tujuh rupa jadah warna
Pekat lantas cemerlang
Segala perkara hilang, berangsur cerlang selayak bintang
Semestamu sejauh _kurungan_ bambu dengan bermacam kail pemancing nasi
Cincin, pensil, uang, buku, kapas, dan cermin
Tentukan watakmu dengan penokohan _ringgit_
Ini bukan lelaku, anakku
Ini tradisi _Tedhak Siten_ untuk kauwarisi
Sebar koin, kuning beras itu untuk berderma
Karena hidup sepatutnya berirama
Mari mandi nak,
Ini air _pitu_ sumber dengan khasiat super
Kelak _pitulungan_ akan mengairimu selalu
Dan jangan kaulupa bercengkrama dengan sebayamu
Kau bukan peri sendiri di negeri bidadari
Ada lain peri, kurcaci, bahkan tujuh bidadari yang patut kautemani