#Event_1_karya_1_hari_dalam_30_hari
#JisaAFTa
Karya ke-32
PONDOK ROMADHON
Karya: Riami
Tasku isinya alquran, buku tagihan
doa, dan beras untuk zakat fitrah. Ibuku selalu mengajari aku untuk sholat.
Tapi aku sering berbohong padanya. Kalau pulang sekolah ditanya sudah sholat
Ahmez? Aku selalu bilang sudah di sekolah. Padalal aku sering tidak mengikuti
sholat. Bahkan melompat pagar saat akan diadakan sholat berjamaah di sekolah.
Kemarin poinku di buku tatib sudah 85, sudah dipanggil ke BK untuk mendapat
pembinaan dengan wali kelas. Ah kalau aku sering melanggar lagi pasti orang
tuaku dihadirkan ke sekolah seperti teman-temanku yang lain yang pernah
melanggar. Kulihat sorot mata ibu begitu tajam menghujam di dada. “Ahmez, nanti
kalau pondok romadhon jangan mengecewakan ibu. Kan di rumah sudah ibu ajari.
Sebagian yang belum lancar tolong dihafalkan lagi di sekolah. Jangan kabur dari
sekolah ya nak. Saya dengar ada anak-anak yang kabur dari sekolah dan ibunya
dihadirkan. Doa-doa yang kau pelajari dan juga sholat adalah untuk kepentingan
diri sendiri agar semakin dekat dengan Tuhan.” “Iya bu,” jawabku dengan manatap
tangan ibu sambil bersalaman hendak berangkat sekolah.
Seperti biasa aku melintasi rumah Tio
kalau hendak sampai di sekolah. Tio sudah mencegatku di jalan. “Yuk game
online.” “Ah hari ini jadwal pondok romadhon,” sergahku. “Allaaa tumben kamu
ikut kegiatan sekolah. Sepertinya sudah beberapa minggu ini kamu gak ikut
ekstra ngaji juga.” “Ya, tapi kali ini aku mau ikut.” “Ini kan hari pertama
nanti hari kedua dan ketiga ikut. Ayoolah jangan tolak ini game terbaru.
“Ayolah.” Ternyata dengan rayuan maut Tio aku tergoda. Yang semula ingin ke
sekolah mengikuti pondok romadhon aku jadi ikut Tio bermain Game di kampung
perumahan sebelah sekolah. Sepeda di parkir di depan tempat. Masuk satu ruang
sama Tio. Hampir satu jam Tio dan Ahmez bermain games.
Suasana di sekolah. Bacaan tadarus
siswa yang sudah lancar membaca alquran terdengar begitu membuat haru. Beberapa
siswa kelihatan berkelompok ada yang menghafal dan disimak oleh guru, ada yang
menunggu giliran di simak dan ada yang masih intensif menghafal. Sekolah di SMP
Sakinah ini memang beda. Setiap hari pun meskipun tidak pondok romadhon juga
dibiasakan solat dhuhur berjamaah. Setiap pagi membaca surat Yasin dan Al Mulk.
Bedanya sekarang hanya kegiatan keagamaan karena pondok romadhon selama
seminggu ke depan. Bu Etty guru agama nampak mengabsen siswa yang mengikuti
kegiatan. Dilihat di kelas VIII B Ahmez tidak masuk dan di VIII C Tio, mereka
tanpa keterangan semua. Segera Bu Etty selaku penanggung jawab kegiatan
langsung menelepon orang tua siswa.
“Hallo, assalaamualaikum.” “Walaikum
salam.” “Maaf saya bu Etty guru agama SMP Sakinah, sekarang ada kegiatan di
sekolah yaitu pondok romadhon, kenapa Ahmez tidak masuk?” “Lho masuk bu tadi berangkat.
Bagaimana tho akakku ini.?” “Ya bu mohon maaf kalau mengganggu karena Ahmez
tidak ada di sekolah sejak pagi tadi.” “Baik bu akan saya cari.” Jawab ibunya
Ahmez seperti hendak menangis suaranya. Semua nomor telepon temannya di
hubungi. Tapi teman satu kelasnya tidak ada yang tahu. Karena mereka masuk
semua. Jadi tidak ada yang menjawab. Sebab di sekolah Sakinah tidak boleh
membawa Hp. Ada yang orangtuanya menjawab tapi juga begitu jawabannya tidak
tahu. Ningsih ibunya Ahmez sangat ketakutan. Pasti nanti kalau ayahnya tahu ia
juga kena marah. Akhirnya ia putuskan mencarinya. Di selusuri dulu tempat
bermain game online dekat rumahnya terlebih dahulu. Tak ditemukan juga Ahmez.
Setelah keliling kampung mencari Ahmez
tak ditemukan ia ke sekolah. Sampai di dekat masjid sekolah ia menangis. Ia
berdoa pada Tuhan. Ya Alloh lindungi anakku Ahmez di mana pun berada. Berikan
hidayah agar mampu mempelajari agamaMu dengan tulus terutama kegiatan di
sekolah ini. Ampuni dia kalau dia punya salah ya Alloh. Lalu dia bertanya pada
Tata Usaha sekolah. Siapa saja yang tidak masuk hari ini dan minta nomor
teleponnya. Mereka semua juga tidak tahu kalau anaknya tidak masuk sekolah. Ah
rasanya seperti teriris hati ibunya karena ulah Ahmez. Tapi ibunya Ahmez adalah
orang yang tabah dan senantiasa mendoakan anaknya yang baik-baik. Ia pernah
membaca buku tentang faedah doa orang tua yang sangat mahbul untuk anaknya. Dan
tidak ada yang menghalanginya. Di doakanlah anaknya selesai sholat dhuhur di
sekolah. Ia tetap mendoakan Ahmez mendapat hidayah dan bisa menyelesaikan
sekolahnya dengan baik, tanpa ada yang menggaggu dan barokah ilmunya. Meski
dalam hatinya sangat iri melihat anak-anak yang masuk sekolah hari ini begitu
rajinnya dan antusias. Air matanya meleleh jatuh di mukenah yang ia gunakan.
Selesai solat pun ia pamit pulang. Ada
rasa malu dan marah dalam hatinya sebenarnya. Tapi ia tetap istigfar dan
mendoakan anaknya. Ia pulang tetap masak seperti biasa. Hari ini malah masak
kesengan Ahmez. Martabak dan nasi goreng spesial. Ada ayam, ada telurnya.
Dibuatkannya juz apukat kesukaannya Ahmez. Ahmez memang anak satu-satunya. Jadi
ia selalu menyayanginya.
**** *****
*****
Siang saat pulang sekolah. Ahmez
pulang juga ke rumah. Salaman sama orang tuanya. Sebenarnya ibunya ingin sekali
memarahinya. Tapi ini bulan puasa.
Ditahannya marahnya hingga ashar. Ketika sholat ashar mau marah
ditahannya hingga magrib. Saat buka puasa terlihat Ahmez sangat menikmati
hidangan yang diberikan ibunya. Bertolak belakang dengan perasaan ibunya.
Ningsih melihat anaknya begitu sedih. Tak terasa ia mengeluarkan bulir bening
di pipinya. Dan Ahmez pun menyaksikan ibunya menangis. “Kenapa Bu? Kenapa ibu
menangis? Ada masalah apa?” “Ada masalah dengan Bu Guru di sekolahnya Ahmez.
Tadi ibu ke sekolah Ahmez ternyata kamu tidak ke sekolah ya. Kamu juga sering
keluar lebih dulu sebelum jam sekolah usai. Yang membuat ibu hari ini sangat
sedih jugakamu pernah kabur melompat pagar sekolah saat akan
diselenggarakan solat dhuhur berjamaah
di sekolah. Dan hari ini mestinya kamu hadir untuk acara pondok romadhon
mengapa kamu kabur dan tidak ikut sekolah Ahmez?” melihat ibunya menangis Ahmez
timbul rasa ibanya. “Ini demi kamu sendiri nak. Bukan demi ibu. Ibu ingin saat
kau dewasa mengerti tentang ajaran agama dengan benar. Sehingga kau tidak salah
dalam melangkah mengarungi hidup kelak. Agama adalah kendali nafsu manusia.
Coba perhatikan ketilka kamu berwudhu pagi meski dingin tapi badan kita jadi
segar pikiran kita jadi dingin. Dengan agama pula kita belajar sopan santun dan
kasih sayang. Kenapa ibu tidak memukulmu karena ibu menganggap kau bukan hewan.
Kau manusia yang punya hati dan persaan sehingga denga kata-kata saja ibu harap
kau mengerti.” “Mengerti bu.” Ahmez menjawab dengan tetesan air mata.
Tiba-iba
Ahmez merasa berdosa. Ada yang menarik jantungnya rasanya sesak. Kenapa dia
berani berbohong pada ibu dan sekolah. Aku tak kan memyalahkan Tio yang
mengajaknya bermain. Ia menyalahkan diri sendiri yang tidak memiliki pendirian.
Ia mau saja diajak temannya ke hal-hal yang salah. “Maafkan Ahmez Bu. Ahmez
telah berbohong pada ibu.” Ahmez merangkul ibunya. Tangis mereka pecah di malam
itu. “Baik, besuk ibu antar Ahmez Ahmez ke sekolah. Ibu juga akan menjemputmu.
Jadi kau tidak boleh berangkat dan pulang sendiri sampai ibu benar-benar yakin
bahwa kamu sekolah.” “Iya bu Ahmez bersedia di antar jemput.”
***
*** ***
***
Pagi
hari Ahmez dan ibunya berangkat sekolah. Ahmez dibonceng oleh ibunya. Meski ini
sebenarnya sudah tidak begitu patut karena sudah kelas delapan dan jarak
sekolah cukup dekat. Tapi karena ini demi kebaikan Ahmez selanjutnya ibunya
melakukan ini semua. Sepeda sudah diparkir dekat Masjid sekolah. Ahmez diantar
sampai pintu masjid. Suara Ustad mulai memberi salam. “Assalaamu-alaikum
warohmatullohi wabarookaatuh. Pagi ini saya akan menyampaikan materi tentang
kejujuran. Jujur itu berat-berat ringan. Berat bagi mereka yang terbiasa
berbohong. Mereka yang suka berbohong hatinya ditutup oleh Tuhan. Sehingga
terasa sulit untuk melakukan kejujuran. Seusia kalian adalah pondasi untuk
berfikir bersih di era ke depan. Jika mulai sekarang kamu tidak bisa jujur,
misalnya bayar buku harganya lima belas ribu kamu ngomong ke ibumu duapuluh
lima ribu. Yang lima belas tuk bayar buku yang sepuluh masuk kantong baju.
Kebiasaan seperti inilah yang akan lama-kelamaan membuat hatimu keras. Karena
kamu sudah sejak kecil sudah latihan korupsi dan yang kamu korupsi adalah uang
orang tua sendiri yang notabene setiap hari hartanya sudah diiklaskan untuk
kalian sejak bayi.
Bohong
selanjutnya yang sering kalian lakukan adalah kamu kadang berangkat berpamitan
ke sekolah. Tetapi sampai di jalan tidak melanjutkan perjalanan ke sekolah
melainkan ke tempat lain yang tidak ada manfaatnya. Betul kadang kita perlu
bermain untuk refresing tetapi tidak perlu berbohong kan? Sebaiknya kamu masuk
sekolah sungguh-sungguh. Kalau mau bermain pamit dulu setelah pulang dari
sekolah. Dan lakukanlah jangan terlalu lama. Karena sebaik-baiknya manusia
adalah yang paling bermanfaat buat orang lain. Bagaimana kamu bisa bermanfaat
buat orang lain jika untuk diri sendiri belum bisa memberikan manfaat. Tidak
sadarkah kamu saat kamu bolos sekolah kamu telah berbuat tidak jujur pada diri
sendiri, sekolah dan orang gtua. Hal itu juga telah mengianati negara yang
sudah memberikan bantuan pendidikan berupa dana Bos terhadap kalian.
Selanjutnya kamu merugikan orang tua yang dengan susah payah mencarikan biaya
untuk sekolah. Yang lebih berat lagi kamu telah mengingkari nikmat Tuhan berupa
kesehatan dan waktu yang diberikan Tuhan tidak kamu gunakan sebaik-baiknya
untuk belajar. Barang siapa yang tidak bersyukur sungguh azab Alloh amat pedih.
Untuk
itu di bulan yang penuh berkah ini, bulan suci Ramadhon mari kita mulai berbuat
jujur agar kita selamat dunia dan akhirat. Yang sudah pernah berbuat tidak
jujur pada orang tua dan guru sebaiknya segera minta maaf dan tidak mengulangi
lagi. Demikian yang saya sampaikan semoga bulan penuh berkah dan dalam acara
pondok romadhon ini hati kalian dibuka oleh Alloh dan mendapat cahaya ilmu.
Mohon maaf jika ada hal yang kurang berkenan wassalaamu-alaikum warohmatullohi wabarokaatuh.
Acara
ditutup oleh group hadrah dengan lagu Yaa Asiqol Mustofa. Sungguh menyentuh
jiwa Ahmez. Serasa lagu ini menggerus jiwanya. Dilanjutkan lagu berjudul Ibu.
Ah lagu ini membuat wajah menangis ibuku menikamku. Bisik Ahmez dalam hati. Ia
berjanji tidak akan mengulangi lagi kenakalannya kemarin-kemarin. Benarkah
Ahmez mendapat hidayah melalui pondok romadhon ini. Semoga.
0 komentar:
Posting Komentar