Blog kepenulisan

Rabu, 07 Maret 2018

Membangun Empat Ketrampilan Berbahasa





MEMBANGUN EMPAT KETRAMPILAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN DRAMA
OLEH Riami

Dalam kurikulum bahasa Indonesia di SMP pembelajaran drama selalu ada. Di kurikulum tahun 2006 menulis naskah drama dan menanggapi pementasan yang dilakukan siswa di ajarkan di kelas 9, sedangkan di kurikulum 2013 diajarka di kelas 8, dengan kompetensi dasar mengidentifikasi, meringkas, memahami struktur dan menyajikan drama.
Meskipun sederhana sebaikanya materi ini dilakukan hingga praktik. Karena materi ini secara integrasi telah melatih siswa dalam empat ketrampilan. Yang pertama siswa diajak untuk menyimak drama. Disajikan sebuah drama yang ditayangkan guru siswa akan menyimak alur, penokohan, setting dalam drama juga menyimak nilai-nilai yang terkandung dalam pementasan drama. Selanjutnya ketika siswa disajikan contoh naskah drama, siswa dilatih membaca sastra berupa naskah drama. Saat kegiatan ini dilakukan siswa akan memperhatikan bagaimana kisah itu dibangun, lalu tokoh-tokoh melakukan akting melalui membaca intepretatif secara intensif.
Apalagi jika membaca naskah ini dilakukan untuk melakukan praktik drama. Meski media dan tempat belum memiliki yang sesuai dengan kelas teater di kelas tetap kuajarkan dan praktik di depan kelas. Karena pengalaman seperti itu aku yakin tak terlupakan. Bagaimana ketika anak anak menjadi pak tua pemungut sampah, menjadi ibu, menjadi anak yang merengek minta piano, meski awalnya ketakutan anak-anak pada praktik drama berdasarkan kisah nyata menjadi tidak canggung. Disinilah ketrampilan berbicara yang berkualitas dibangun. Agar anak-anak mampu berimprovisasi dari naskah kedalam dialog spontan yang tidak ” teks books.”
                Ketika anak menulis naskah drama ketrampilan menulisnya pun dilatih. Bagaimana ia mengembangkan lakon, menulis dialog dan petunjuk laku atau petunjuk akting. Meskipun secara kelompok biasanya kuanjurkan tetap memiliki catanan sendiri tentang naskah yang ditulis secara kelompok kendala saat diskusi menjelang pementasan dan saat pentas. Hal ini semata mata untuk melatih tanggung jawab dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar yang dibangunnya. Target memang belum sampai sekaliber teater yang sudah terkenal. Tapi dengan pemikiran sederhana ini kelak aku ingin anak-anak punya impian besar tentang negeri ini dan bisa diwujudkan dalam dunia nyata. Paling tidak empat ketrampilan berbahasa ini telah mereka lalui semoga bisa dikembangkan sesuai minatnya kelak. Empat ketrampilan berbahasa itu adalah, menyimak, membaca, menulis dan berbicara. Selamat melakukan kegiatan di sekolah yang berkualitas buat anak-anak dalam jangka sekarang dan yang akan datang.

Malang, 8 Maret 2018
Riami
SMPN 2 Pakisaji, Malang - Jatim
Share:

Senin, 29 Januari 2018

KARYA PERDANAKU

RAHASIA

Mengapa kau sembunyi di balik rahasia butiran embun
Serasa menyejukkan bila kulihat
Menggangtung di atas daun yang menjulang
Berkilau kilau diterpa angin
Semua terpana memandangmu
Semua ingin menggenggammu
Lalu angin semilir memberi irama
Dan tetesanmu jatuh di relung hatiku

Riami, Catatan Harian Belajar di Bukit Nuris, hal. 48


Ini kisah pembelajaran yang indah yang dilakukan Jisa Afta secara gratis di face book. kisah yang melambangkan ketulusan seorang guru dalam memberikan ilmunya. difantasikan berbentuk drama unik selamat membaca. karena anda membeli dan menikmati buku ini ada. Terimakasih.
Share:

Selasa, 05 Desember 2017

TEKNIK MENGHIDARI PENGULANGAN KATA DALAM MENULIS PUISI
 Oleh: Riami
Ketika kita menulis puisi kadang kadang terasa susah menuliskan atau menghindari pengulangan kata yang tidak penting. Perhatikan contoh berikut:

Aku rasa aku sangat #_mencintaimu sungguh #_mencintaimu #_butuh pengorbanan dan #_butuh ketulusan.

Perhatikan yang saya ketik hitam sebenarnya tidak perlu diulang karena itu bisa menimbulkan rasa bosan pada pembaca.

Bagaimana untuk menghindari hal tersebut. Dalam perenungan menulis saya menemukan teknik yang sederhana yaitu dengan menggunakan sinonim atau persamaan kata, antonim atau lawan kata serta makna luas dan sempit.

Bagaimana kita menggunakan sinonim untuk menghindari pengulangan dalam menulis puisi. Perhatikan penjelasan berikut. Sinonim adalah bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Misalnya:
Bisa sama dengan dapat

Lihatlah contoh berikut yang tidak mengulang kata dengan sinonim kata bisa dan dapat.

Engkau bisa tersenyum melukaiku
Sedang aku dapat tertawa melempar luka ke dalam jurang jiwa kemeranaanku

Sekarang dengan menggunakan antonim atau lawan kata.
Antonim adalah kata yang berlawanan makna dengan kata lain.(Kamus Besar Bahasa Indonesia) misalnya buruk adalah lawan dari baik, besar adalah lawan dari kecil.

Kita akan coba menulis puisi dengan menggunakan lawan kata agar terhindar dari pengulangan.

Betapa besar kesalahanmu padaku aku menganggapnya kecil.
Kesetiaanku dalam batinku tetap mengingat baikmu dan dalam rasaku yang terkadang juga buruk.

Nah, sekarang kita akan mengenal makna luas dan makna sempit. Makna luas adalah makna yang terkandung pada sebuah kata lebih luas dari yang diperkirakan. (Djajasudarma: Semantik 2: 10) Lebih lanjut dicontohkan kata "Kursi" ini kata umum,  kata khususnya "Kursi roda"

Maka saya berasumsi bisa membuat kata " melihat" ini umum kata khususnya melirik, melotot, memperhatikan.

Inilah contoh puisinya
Aku melihat awan melirik angin yang mengejarnya.

Mudah bukan untuk menghindari pengulangan kata dalam menulis puisi. Kita hanya perlu tiga hal sudah kreatif dan tidak membosankan. Yaitu menggunakan sinonim, antonim dan kata yang memiliki makna luas lalu dipersempit.

Artikel tersebut saya tulis karena terinspirasi kalimat Jisa Afta, "Anda ingat lagi buku yan terakhir pernah membuat anda jenuh membaca, pasti anda sudah lupa saya  bantu jelaskan, yang membuat anda jenuh dalam membaca buku adalah pengulangan kalimat yang sama di beberapa halaman buku tersebut. ( Jisa Afta, dalam Buku 5 Detik hal. 19).

Tulisan ini saya rinci untuk memenuhi teori PTK menulis puisi di SMP.
Selamat mencoba dan berkarya.

Ria, 4 Desember 2017
Bersama Jisa Afta
Share:

Jumat, 24 November 2017

Membangun Karakter Baik dengan Menulis Puisi Indah

MEMBANGUN KARAKTER BAIK DENGAN MENULIS PUISI YANG INDAH

Ditulis Oleh: Riami

Karakter adalah kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, perilaku, ciri,  atau karakteristik. (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Tentu saja membangun karakter tidak akan pernah sama dengan membangun rumah. Ketika membangun rumah yang penting ada lahan, ada bahan ada gambar, ada tukang semua akan terwujud. Tetapi membangun karakter selain syarat itu semua yang ada dalam membangun gedung atau rumah itu ada, membangun karakter diperlukan kemauan yang kuat   dari seseorang yang ingin menjadikan karakternya lebih baik. Ada cara yang mudah, murah dan unik untuk membangun karakter. Yaitu dengan menulis yang indah.

Pernah suatu hari saat saya mengajar di kelas delapan, materinya menulis puisi. Ketika itu, anak saya minta menuliskan satu kata indah untuk ibunya. Sampai hampir dua puluh menit ia tidak menuliskan. Lalu saya ajak bicara berdua saja di meja saya. Anak tersebut saya tanya. “Kenapa kau tidak punya kenangan satu kata pun untuk ibu?” “Ibu saya suka marah, jadi saya benci.” “Wow luar biasa sungguh menyentak perasaan saya.

Lalu dia saya tanya, “Kenapa ibu marah padamu? Apa kau sudah bangun tepat waktu dan tidak menyusahkan ibu untuk membangunkanmu agar tidak terlambat sekolah?” Ia menjawab, ”Aku selalu bangun kesiangan bu, ibuku sampai marah kalau membangunkanku.”  “Ibumu masak untukmu? “Ya” jawab anaknya. Kalau begitu tulis saja ya kata ibu, sarapan, telur, pagi,siap, rajin, tapi dengan membayangkan kalau suatu hari itu tidak tersedia bagaimana? Dia diam sejenak. Lalu berkata pada saya, “Saya sedih bu kalau ibu tidak ada”. Maka kusampaikan, tulislah yang baik tentang ibu ia yang berjuang melahirkanmu, membiarkan kau tidur dalam perutnya dengan penuh kasih sayang. Rasakan kalau kemarahannya itu sebagai bentuk kasih sayangnya padamu.

Lalu dia menulis;
Ibu setiap pagi kurasakan marahmu
Tapi kasihmu menepis segalanya
Ketika nasi sudah tersedia
Dan uang saku kau letakan di tanganku
aku menjadi terharu dan hancur seluruh kebencianku
karena marahmu kurasa sebagai tempaan malasku
terima kasih ibu

Disinilah, ternyata menulis indah bisa sebagai instrupeksi diri. Entah berapa persen perasaan sedih dan benci itu terkikis. Yang jelas dia juga sudah tidak suka berkata kasar pada teman-temannya.

Sejak saat itu di kelas dia tidak tampak murung lagi. Setiap saya masuk kelas selalu senyum. Kadang dia juga konsultasi menulis buku harian.

Itulah yang terjadi. Maka ketika seseorang berbuat kebencian untuk menghilangkannya bisa dibangun dengan menulis yang indah. Misal
Aku benci pengkianatan. (kalimat kebencian yang sering diungkap orang ketika pernah dikianati atau didustai. Maka jika ia mau belajar bahasa sastra khususnya puisi bisa diungkapkan menjadi bahasa yang indah. Yang imajinatif misalnya.

Wahai angin semilir ajari aku menghancurkan dendam dalam batinku.
Aku mencumbui pengkianatanmu dengan senyum.
Kulewati kisah dusta di ambang keniscayaan dengan menghitung ulang kebaikanmu

 Sungguh ternyata menulis indah menghilangkan, minimal mengikis kebencian dan dendam dalam jiwa sedikit, demi sedikit. Dan paling tidak meski pun sudah tidak bersama orang yang pernah menyakiti kita memiliki karakter yang baik yaitu tidak suka menulis kata makian.
Jika hal ini dipraktikan tentu ini sangat indah. Marilah Mulai dari diri sendiri termasuk penulis ini.  Bacalah ini apakah apa nada kebencian?

Meski kadang sesak dada ini memikirkan terik jiwamu
Ketika mendung menggelayut di hatimu
Aku melukis senyummu ketika kau pertama kali menyapaku “Hai”
Dan lambaian perpisahan itu tak menyisakan rasa nyeri
Aku tersenyum dalam guratan kebahagiaanmu
Sore ini agar bisa berdamai dengan hati sendiri

Bedakan andai kutulis dengan begini.

Aku tak pernah bisa menerima
Perpisahan ini sungguh menyakitkan
Aku tak dapat memaafkanmu
Juga memaafkan diriku sendiri

Pasti di dalam hati terasa lebih sakit.  Pastikan menulis yang indah dan memotivasi agar ada aura yang indah dalam diri. Hati tidak terasa berat. Kalau satu kali tidak mempan biasanya. Tulislah setiap hari yang indah indah dengan penuh keyakinan pada Tuhan. Sehingga aksarat kita laksana butiran butiran doa nyata yang pasti diketahui oleh Tuhan dan dikabulkan pada masanya.

Selamat menulis indah, tinggalkan keraguan dan pesimistis

Artikel ini dibedah di  group fb Jisa Afta, tanggal 24 Nov 2017

Diposting ke publik sebagai hadiah hari GURU, 25 November 2017

Selamat  hari GURU

Kirim Artik (Atikel Unik) Anda ke E-mail:
Lailyadha27@gmail.com
Share:

Membangu Karakter

Share:

Jumat, 10 November 2017

Doa Penerus Pahlawan

Doa Penerus Pahlawan

Wahai Pahlawanku
Aku tahu engkau telah menancapkan bendera di bumi pertiwi ini dengan darahmu
Wahai pemilik kekuatan di negeri yang tak terhingga
Hanya Engkau yang mampu menegakkan rasa cinta terhadap negeriku
Wahai pemilik rasa cinta dan pemelihara keutuhan hindarkan aku dari mencabik cabik bendera merah putih dalam hatiku

Bendera keberanian mempertahankan kekuatan Iman untuk menjaga negeri Indonesia dalam batinku

Agar memutih seluruh noda dalam batinku yang telah dengan tega menyembunyikan mutiara mutiara dalam kandungan pertiwiku

Tetapkanlah kekuatan menjaga hutan dalam hati kecilku agar tak kutebang hijau daunnya yang menghembuskan oksigen untuk generasiku
Wahai penyatu jasat dan ruhku aku berharap bersatunya generasiku lakasana nafas dalam paru dan jantungku sebab itulah sumber kekokohan jiwa dalam benak kami untuk tidak bertengkar dengan saudaraku

Wahai Tuhanku yang maha pengampun ampunilah jiwaku yang dipenuhi dendam hingga aku mampu mengikisnya menjadi sungai sungai yang jernih menjadi sumber kehidupan

Wahai Tuhan yang menjaga kedamaian jiwaku izinkanlah aku memohon kedamaian bagi saudaraku dalam benak teriknya yang mengharu biru

Negeri ini adalah anugerahmu berilah kami tangan-tangan lembut yang senantiasa melukis keindahan dalam relif bukit- bukit, lembah-lembah dan laut cinta negeriku pada padang bakti yang tak pernah henti dalam detak jantungku

Wahai pertiwiku aku menyambutmu dengan degup geloraku dalam bimbingan kasihNya aku menunggu dan merawat Negeriku Indonesia ku warisan pahlawanku anugerah terindah dalam kehidupan jiwaku

Ria
Edisi Hari Pahlawan
10 Nov 2017

Share:

Rabu, 18 Oktober 2017

Mengapa Aku Membaca Kitab Semilir

Mengapa Aku Membaca Kitab Semilir
Karya Jisa Afta
Sebuah Apresiasi oleh Riami


Perhatikan kalimat yang ditulis oleh Jisa Afta

"Inilah Kitab semilir untukmu
Kutulis dengan darah yang mengalir dari luka jiwaku
Kekasih,,"
Nazam tak Berdahak, jisa Afta: 28

Saya benar benar belajar mengolah rasa ketika membaca kalimat itu. Bagaimana sebuah kepedihan tetap menimbulkan semangat untuk menikmati hidup dengan tegar. Pada kalimat inilah semilir untukmu, kita bisa merasakan sebuah angin sejuk merasuk dalam jiwa. Sebuah nasehat yang lembut. Lebih hebat lagi ditulis "Kutulis dengan darah yang mengalir dari luka jiwaku kekasih."
Disini saya temukan bahwa karya sastra kalimatnya harus mampu membuat pembacanya memiliki kekuatan ketika sedang sedih atau menderita. Pada " kutulis dengan darah yang mengalir" saya mengartikan itu sebuah kehidupan yang harus dipelihara terus sampai alirannya terhenti oleh yang berhak memberhentikan. "...dari luka jiwaku kekasih..." memberikan rasa meski luka tetap menyayangi disebut kekasih bukan berarti orang yang selalu harus kita miliki kalau digandeng kata luka lalu kekasih merupakan dua hal kontra diksi yang memberikan kekuatan pada orang untuk saling mengasihi karena Tuhan.

Selanjutnya
" kepergianmu adalah kehidupan andai kubisa menari seindah malaikat
Tapi aku lelaki....
Hanya bisa berlari bagaikan lukisan patung yang memegang patung, dan jari jemarinya mengepakkan ayat-ayat resah, lalu seseorang bertanya kepadaku,,, inikah kitab semilir...?

Ketika kepergian dianggap sebuah kehidupan, maka disinilah letak kepasrahan yang luar biasa. Dan bagai lukisan patung memegang patung artinya disitu sudah tidak tumbuh hasrat lagi ketika kepergian itu melaju. Dan ".. Lalu seseorang bertanya" dan peristiwa yang menyedihkan atau menyakitkan kadang banyak yang bertanya termasuk diri sendiri inikah kitab semilir/ keindahan.
Apa jawab jisa dalam karyanya
" Lalu kurendahkan sujudku, lebih rendah dari dosaku, agar Tuhan menyayangiku, mempertemukan hatimu dan hatiku."
Nazam tak Berdahak: 29

Dalam sebuah tulis di dalam jiwa jika jawabnya mengantar pada keindahan sujud yang lebih rendah dari dosa adalah lebih rendah dari kesombongan yang kita miliki. Maka jika demikian yang terjadi Tuhan pasti menyayangi dan bertemu hati tidak selalu bertemu fisik. Bertemu hati adalah sebuah kedamaian ketika kita harus mengenang sebuah nama dalam suka maupun duka kita tetap memiliki semangat. Dan aku sepaham dengan kitab semilir karena aku belajar melukis debu dari bara api yang melahap rasa dengan berusaha memahami yang terbaik dalam kehidupan.

Salam semilir
Riami, 18 Okt 2017
Share:

Advertisement

BTemplates.com

Elegant Themes

Advertisement

Popular Posts