Blog kepenulisan

Rabu, 18 Oktober 2017

Mengapa Aku Membaca Kitab Semilir

Mengapa Aku Membaca Kitab Semilir
Karya Jisa Afta
Sebuah Apresiasi oleh Riami


Perhatikan kalimat yang ditulis oleh Jisa Afta

"Inilah Kitab semilir untukmu
Kutulis dengan darah yang mengalir dari luka jiwaku
Kekasih,,"
Nazam tak Berdahak, jisa Afta: 28

Saya benar benar belajar mengolah rasa ketika membaca kalimat itu. Bagaimana sebuah kepedihan tetap menimbulkan semangat untuk menikmati hidup dengan tegar. Pada kalimat inilah semilir untukmu, kita bisa merasakan sebuah angin sejuk merasuk dalam jiwa. Sebuah nasehat yang lembut. Lebih hebat lagi ditulis "Kutulis dengan darah yang mengalir dari luka jiwaku kekasih."
Disini saya temukan bahwa karya sastra kalimatnya harus mampu membuat pembacanya memiliki kekuatan ketika sedang sedih atau menderita. Pada " kutulis dengan darah yang mengalir" saya mengartikan itu sebuah kehidupan yang harus dipelihara terus sampai alirannya terhenti oleh yang berhak memberhentikan. "...dari luka jiwaku kekasih..." memberikan rasa meski luka tetap menyayangi disebut kekasih bukan berarti orang yang selalu harus kita miliki kalau digandeng kata luka lalu kekasih merupakan dua hal kontra diksi yang memberikan kekuatan pada orang untuk saling mengasihi karena Tuhan.

Selanjutnya
" kepergianmu adalah kehidupan andai kubisa menari seindah malaikat
Tapi aku lelaki....
Hanya bisa berlari bagaikan lukisan patung yang memegang patung, dan jari jemarinya mengepakkan ayat-ayat resah, lalu seseorang bertanya kepadaku,,, inikah kitab semilir...?

Ketika kepergian dianggap sebuah kehidupan, maka disinilah letak kepasrahan yang luar biasa. Dan bagai lukisan patung memegang patung artinya disitu sudah tidak tumbuh hasrat lagi ketika kepergian itu melaju. Dan ".. Lalu seseorang bertanya" dan peristiwa yang menyedihkan atau menyakitkan kadang banyak yang bertanya termasuk diri sendiri inikah kitab semilir/ keindahan.
Apa jawab jisa dalam karyanya
" Lalu kurendahkan sujudku, lebih rendah dari dosaku, agar Tuhan menyayangiku, mempertemukan hatimu dan hatiku."
Nazam tak Berdahak: 29

Dalam sebuah tulis di dalam jiwa jika jawabnya mengantar pada keindahan sujud yang lebih rendah dari dosa adalah lebih rendah dari kesombongan yang kita miliki. Maka jika demikian yang terjadi Tuhan pasti menyayangi dan bertemu hati tidak selalu bertemu fisik. Bertemu hati adalah sebuah kedamaian ketika kita harus mengenang sebuah nama dalam suka maupun duka kita tetap memiliki semangat. Dan aku sepaham dengan kitab semilir karena aku belajar melukis debu dari bara api yang melahap rasa dengan berusaha memahami yang terbaik dalam kehidupan.

Salam semilir
Riami, 18 Okt 2017
Share:

Senin, 16 Oktober 2017

Aku

Aku

Malam ini harus kukibaskan seluruh debu yang melintas di pikir
Merajuk pada yang punya bujuk
Agar jariku tak menolak lagi
Untuk tuliskan pesan balasan cinta suci

Pada setetes embun yang setia menetesi setiap haus sepiku
Wahai jari ubahlah kemiringan rasa dalam perahuku
Agar kurasakan tatapan lembutnya dalam alunan ombak ditengah laut

Aku memutar membalik rasa tapi aku mampu kembali  dan belum bisa keluar dari himpitan rasa ini

Hanya pemilik cinta sejati yang bisa mengambil tanganku dan menarik lalu membawaku pergi dari kasih penuh misteri

Sudah kupahami dalam degup sunyi di dalam gulita malam ada pahlawan pemberani yang sanggup membongkar kunci penjara cinta
Benarkah itu kau yang datang pada sepi ketika aku bersembunyi di balik sunyi

*Ria*
Share:

Implementasi penilaian autentik dalam teknik Jisa Afta

Implementasi Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Menulis Puisi dengan Teknik Jisa Afta
(Penjabaran sederhana untuk Penilaian oleh Riami)

Ketika kita menggunakan sebuah teknik untuk pembelajaran hal yang paling penting adalah kita mampu mengevaluasinya di akhir pembelajaran.
Mari kita lihat pengertian Penilaian autentik sebelum kita mengimplementasikan dalam teknik jisa Afta. Penilaian autentik merupakan bentuk penilaian yang menekankan pada kemampuan peserta didik untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimilikinya secara nyata dan makna(Mahsun: 2013, 159)

Bagaimana kemampuan menulis puisi ini bisa dinilai secara nyata dan makna mari kita perhatikan penjelasan berikut.
Ketika Jisa Afta menulis kalimat seperti ini;
........adalah genggaman sang waktu ketika duri-duri bebungaan sinur kita semat pada magligai takdir. (5 Detik,Jisa Afta: 10) Titik-titik itu di suruh menulis satu kata yang indah. Maka ketika anda atau murid anda menulis satu kata di situ anda telah tentukan tema. Sederhana memang karena dari awal saya juga setuju berawal dari pemikiran yang sederhana. Lalu kalimat indah itu juga tertera dalam contoh kalimat yang ditulis di atas merupakan contoh bahwa dalam menulis puisi mengajak interaksi dan menuliskan benda itu bisa berlaku layaknya manusia. Sehingga anak tidak sulit untuk mempraktikan. Misal:
Tas
Indah
Biru

Tas indahku yang berwarna biru bercerita tentang lelahnya membawa buku buku.

Kalau saya amati kalimat rumpang itu sebenarnya ada satu kata indah dalam pemikiran yang membuat puisi  dalam titik-titik yang belum terisi itu artinya yang akan ditulis atau dipikirkan. Katakanlah kita taruh kata Cinta maka itulah temanya. Nah dalam kalimat berikutnya kita ada kata:
Genggaman
Waktu
Ketika
Duri-duri
Bebungaan
Sinur
Kita
Semat
Pada
Magligai
Takdir

Di situ sebenarnya ada pembelajaran penilaian penentuan diksi atau pilihan kata. Jumlah kata pendukung di situ merupakan contoh. Sekali lagi ini analisa saya dalam mempermudah penilaian. Maka kita boleh memberikan perintah kepada anak anak untuk menulis satu kata sebagai pokok pikiran. Kalau dia menulis di beri skor 1(satu). Bagaimana itu kriteria kata indah?

Kita simak pendapatnya jisa,
"Jika di dalam kehidupan anda sehari hari, anda tidak suka kata makian, hujatan maka jangan menulis kata kata makian dan hujatan.
Jadi kata inti yang ditulis anak dan kata pendukungnya harus indah. Bagaimana kriteria indah adalah bukan kata kebencian atau hujatan. Maka jika ia telah menulis 1 kata inti dan 5 kata pendukung yang indah skornya 6.

Selanjutnya bagaimana dalam pengembangan kalimat di baris baris puisi. Kalimat yang dipilih dengan kriteria bukan hujatan dan makian kita kembangkan menjadi kalimat indah yang bisa membawa anak bisa menulis benda- benda di sekitarnya menjadi sesuatu yang hidup yang bisa diajak bicara layaknya teman atau orang lain yang dia kenal. Kalau kita perintah menulis 5 kalimat dengan pengembangan dari dari kata indah yang ditulisnya yang syaratnya bukan kalimat kebencian dan bisa mengungkapkan benda / hal selain dirinya atau manusia bisa berlaku seperti manusia ketika dia bisa menulis skor nya 5.

Lalu berikutnya bagaimana ketika melihat unsur batinnya?  Ketika menulis sendiri dia akan bisa menjelaskan isi/tema apa, perasaannya bagaima ketika menulis, nilai kehidupan apa yang di inginkan, dan pesan/ amanat apa yang ingin disampaikan kepada pembaca. Jika ia menuliskan:
Tema
Isi
Nilai kehisupan
Pesan
Perasaan
Maka skornya 5

Selanjutnya saya cenderung untuk bisa mencipta satu kata baru ini skornya 1
Maka skor keseluruhan adalah 17 jika dipenuhi semua nilainya 17:17 nilainya 100

Mudah bukan menilai secara autentik dengan teknik Jisa Afta. Maka pedoman ini akan saya gunakan dalam menulis PTK saya agar benar benar memperoleh data yang valid. Jika ada teman-teman yang berkenan boleh kunjungi blog saya di situs berikut. https://riaminuris.blogspot.co.id/
Semoga menambah wawasan pemikiran sederhana ini.

Ria
Share:

Minggu, 15 Oktober 2017

Penerapan Teknik Jisa Afta dalam Pembelajaran

Penerapan Teknik Jisa Afta/ Teknik Semilir untuk Pembelajaran  menulis puisi pada Siswa SMP (Opini)

Mari kita simak pendapat penulis buku yang berjudul 5 detik ( Jisa Afta: 3)
"Saya tidak mengajari anda teori cara menulis. Buku ini akan membawa anda ke dalam alam berfikir sederhana, bebas, terbuka, imajinatif namun selektif dalam pemilihan kata." Hal itulah yang membuka pikiran saya untuk menuangkan ide tersebut ke dalam pembelajaran menulis sastra kususnya menulis puisi pada siswa SMP.

Bagaimana hal tersebut bisa kita jabarkan dalam proses pembelajaran untuk anak anak kita yang masih menduduki bangku sekolah menengah pertama yang biasanya enggan menuliskan idenya ketika pembelajar menulis khususnya puisi.

Kalimat berfikir sederhana yang dicetuskan mari kita translit kepada pola pikir anak anak. Ketika ia macet dalam pemikiran mari kita bawa pada pola berfikir sederhana misalnya uang saku, transport ke sekolah, tentang ibunya, ayahnya, adiknya atau apa saja tentang benda kesayangannya.

Bebas: sebaiknya anak diperbolehkan menentukan hal yang akan ditulis. Jangan dikekang pada tema yang ditentukan oleh guru. Terbuka: biarkanlah dulu dia mengapresiasi rasanya sesuai kalimat yang dia punyai.

Imajinatif: biarkanlah dia menghayalkan solusi terbaik buat masalah yang akan dia tuliskan. Bermain main dengan kalimatnya. Kita tugasnya adalah memfasilitasi dan mengarahkan agar pendapatnya tidak menyimpang dari norma norma yang ada dalam kehidupan ini.

Selanjutnya akan kita bahas pada selektif dalam pemilihan kata.
Share:

Selektif dalam Memilih Kata

#Seletif# #dalam# #Pemilihan# #Kata#

Selektif dalam pemilihan kata ini tentu harus kita jelaskan yaitu bebas dari pornografi, sara dan kata kata kebencian umpatan atau kata-kata kasar yang ada dalam kehidupan." Anda tidak menggunakan sembarangan kata dalam menulis. Anda harus memilih kata-kata yang sangat anda pahami dan paling anda sukai. Anda tidak perlu memikirkan apakah kata-kata yang anda gunakan dipahami pembaca anda atau tidak. Yang penting diri anda, ketika anda paham kata- kata yang anda tulis, maka akan sangat mudah menjelaskan kepada orang lain arti kata kata itu."(Jisa Afta: 5 Detik: 41)

Bagaimana penerapannya dalam proses Belajar mengajar mari kita simak penjelasan saya berikut. Teknik ini bisa dilakukan di dalam kelas apalagi di luar kelas. Pengerahan maksimal daya imajinasi anak akan mempermudah pelaksanaan pembelajaran dengan teknik ini.

Misal anak kita minta menyebut kata yang paling dia suka katakanlah

Ibu
Maka anak kita arahkan kata indah apa saja tentang ibu
Misalnya
Halus
Sabar
Luhur
Hormat
Kasih

Kita beri kesempatan untuk anak menyampaikan kalimat indah tentang ibunya dengan kata halus misalnya.

Ibuku bahasanya halus.

Kita ajak anak membandingkan dengan kalimat milik kita misalnya

Halus bahasa ibu menyentuh kalbuku.

Secara otomatis anak akan mengatakan kalimat yang kita tulis memiliki nilai rasa keindahan yang lebih indah dari kalimatnya. Dengan cara ini anak kita arahkan menulis kalimat indah atau semilir dengan cara yang menyenangkan. Dengan tidak langsung kita memberikan kesempatan kepada anak untuk menilai karyanya sendiri kemudian memperbaikinya.
Share:

Hantu halusinasi

Hantu Halusinasi

Malam yang semakin gulita di bukit Keba ini semakin membuat suasana menakutkan. Sapuan angin membuat pohon bambu di belakang rumahku gemerisik menjadikan hati semakin ciut.

"Dulu malam seperti ini, ketika lolongan serigala itu datang ayah tiba-tiba berteriak dan memuntahkan darah. Lalu nafasnya tersengal dan menghembuskan yang terakhir. Aku menangis. Kalau ingat itu rasanya aku tak bisa tidur kak Zaqi." "Gadis, belajarlah mulai sekarang untuk melupakan masa lalumu yang buruk. Kamu kan sudah dewasa, sudah lulus SMK sebentar lagi kuliah. Jangan tinggalkan solatmu agar hatimu tenang." "Heem dasar kamu kuliah jurusan agama, setiap hari menasehatiku. Meski aku kadang sangat jenuh dengan petuahmu, tapi ternyata lama- kelamaan aku merindukan suaramu. Ketika kamu berkata seperti ini, "Gadis jangan lupa solatmu. Ah kenapa suara itu selalu terngiang-ngiang ditelingaku."

"Sudah malam aku mau pulang." "Jangan dulu aku masih takut" "Hemm mulai lagi, bacalah doa doa yang kuajarkan itu, bacalah solawat, yakinlah Tuhan menolongmu. Doakan juga ayahmu, semoga dengan begitu halusinasi masa lalumu akan berangsur angsur hilang. Mulai sekarang kalalu dengar lolongan srigala. Bacalah doa itu dan bersolawat. Tiap hari bacalah alquran biar rumahmu berseri. Kita belum resmi menikah jadi aku tidak boleh menginap di sini." " Baiklah, aku menurut aja apa katamu kak."

"Solatlah Gadis, aku menyayangimu dalam doa- doa sujudku, agar cinta kita dipersatukan oleh Tuhan dalam kebaikan." Setelah berkata begitu Zaqi berpamitan dengan menangkupkan telapaknya sendiri sambil melempar senyum kepada Gadis. Meski diawal Gadis agak kurang suka dengan cara ini tapi toh akhirnya ia menyadari bahwa Zaqi benar. Dulu kalau aku diberitahu Zaki bahwa tidak boleh berpegang tangan sebelum menikah aku jengkel. Tapi dengan ketelatenannya membimbingku agama aku paham dan aku cukup bahagia dengan cukup menerima lemparan senyumnya.

Malam semakin larut. Seperti biasa kudengar lolongan Srigala itu lagi. Bahkan kurasa semakin dekat dengan telingaku. Aku tak mau menyerah. Malam ini segera kuambil wudhu. Tak kuhiraukan lolongannya yang semakin mencekam. Selesai wudhu aku solat. Kubaca Alquran, kubaca solawat. Sampai kurasa kantukku mulai menjalar keseluruh tubuhku. Tak kudengar lagi lolongan srigala. Angin terasa begitu kencang. Kulihat tirai jendelaku terbuka. Kulihat seekor srigala melompat menuju kamar ibu.aku berteriak. "Jangan bunuh ibukuuuuu!!!!!

Tiba tiba aku terjatuh dari dipan ah tanganku sakit. Rupanya aku masih mimpi buruk. Berarti aku harus baca terus surat annas ini sampai jiwaku tenang saat tidur maupun terjaga, agar tidak dihantui halusinasi.

Ria
Share:

Sabtu, 14 Oktober 2017

Mencipta kata Baru

#Mencipta# #Kata##Baru

Mencipta kata baru. Sebelumnya saya tidak pernah berfikir tentang hal tersebut bahkan dalam kuliah online saya merasa mustahil bisa mencipta kata. Ketika Jisa Afta menyampaikan di dalam kuliah online di face book group jisa Afta bahwa dia menciptakan kata baru karena tak mungkin menghafalkan nama bunga yang pernah diketahui. Lalu kami di latih mencipta kata nama tokoh. Ternyata saya bisa mencipta lebih dari 100 nama. Ini yang membuka pikiran saya. Mulailah dari diri pribadi saya dulu berlatih.selama kurang lebih 2 bulan mengikuti pembelajarannya saya berhasil menulis buku yang berjudul Catatatan harian belajar di bukit nuris. Dalam cerita itu saya bisa menulis drama fantasi, puisi, kisah sketsa, dongeng dan juga cerita fantasi. Saya juga berhasil menciptakan kata baru biplong, bukit nuris, danau kehind, pohon khan, pohon chat, rumput komparius, bunga sabrust, buah cinsa, burung prisk yang itu tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Tentu itu sebuah prestasi menurut saya. Yang itu merupakan makna simbolis dalam cerita atau puisi yang saya tulis dan saya siap menjelaskannya.

Dengan pengalaman tersebut maka munculah pemikiran saya bahwa mencipta kata yang merupakan puncak pencapaian dari teknik jisa afta ini bisa diterapkan di jenjang SMP pada pembelajaran menulis puisi. Paling tidak saya sudah menulis buku maka untuk melatih siswa menulis puisi dengan teknik Jisa Afta/ teknik semilir saya memiliki kayakinan bisa.
Share:

Advertisement

BTemplates.com

Elegant Themes

Advertisement

Popular Posts