Blog kepenulisan

Jumat, 29 September 2017

Ajaran Religius Kasih Sayang kepada Ibu




Ajaran Religius Kasih Sayang kepada Ibu
dalam Kitab Semilir Nazam Tak Berdahak karya Jisa Afta
Masih Resensi dari isi oleh Riami
Bagaimana kata sujudku wahai ibu dalam puisi sang Ibu menunjukkan bahwa setelah Tuhan adalah seorang ibu yang harus diagungkan dalam setiap detak jantung manusia yang memiliki ibu. Dalam suka maupun duka ibu adalah segala yang mampu menghilangkan duka atau dahak. Digambarkan oleh Jisa Afta bahwa kehilangan ibu karena telah dipanggil malaikat atau telah kembali kepada Tuhan telah membuat hidup seseorang itu sepi meski siang hari. Kalau siangnya saja sepi bagaimana malamnya tentu itu bukti bahwa ibu merupakan wanita yang dinanti hadirnya oleh siapa saja yang mengharap hadirnya ibu.
Dan ketika ibu tidak ada maka biasanya seorang anak akan menyesal karena setelah tidak ada ibu hanya kepada dahan dia bisa melepaskan segala yang dirasa tanpa rahasia seperti pada ibunya.
Di sini juga ada pesan tersirat bahwa ibu dibuatkan catatan khusus dalam kitab semilir. Menurut pemahamanku sangat indah bahwa kelembutan ibu akan senantiasa dikenang oleh anak anaknya.
Maka ajaran untuk senantiasa hormat dan mengenang jasa baik ibu secara religius ada dan sangat kental.
Karena itu buku ini sangat cocok dibaca oleh anak anak remaja mulai smp sampai perguruan tinggi atau siapa saja yang ingin memepelajari bagaimana bersikap terhadap ibu lewat sastra. Tentu ini sebuah ajaran yang lembut juga karena tidak ada satu kata pun dalam puisi ini yang bernada menggurui atau memerintah. Selamat membaca dan menelusuri kitab semilir.

*Ria*
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Advertisement

BTemplates.com

Elegant Themes

Advertisement

Popular Posts